Berita Terkini :
Assalamu'alaikum... Selamat Datang terima kasih sudah mengunjungi dan bersilaturahim di blog media PKS Paseban ini. Semoga jalinan persaudaraan dan ukhuwah ini terus berlanjut serta makin erat meski tangan tak sempat menjabat... ■

KABAR ALEG JAKARTA PUSAT

TAUSHIAH

INSPIRASI

MOTIVASI

POSTINGAN TERBARU:

Catatan Kecil Atas Kepergian Sang 'Qiyadah' Paseban

Kamis, 10 Desember 2015

DPRa Paseban berduka
Semoga engkau husnul khatimah sahabatku; Bang Raya

Salah satu kader ikhwah terbaik DPRa Paseban telah dipanggil oleh Allah, semoga amal ibadahnya diterima disisiNya dengan penuh kegembiraan, Semoga Allah ampuni segala kekhilafan dan kesalahannya selama beliau berbaring koma kurang lebih 18 hari di Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta.

Maafkan aku sahabatmu yang tidak sempat memandikan jenazahmu, mensholatkan, aku hanya dapat kesempatan menyusul di pusaramu saat kau sudah di doakan dengan para sahabat-handai taulan dan kerabat, teman kerja serta teman-teman terdekat dan orang-orang yang mencintaimu. Kecintaanku terhadapmu karena Allah hanya dapat mengikuti saat-saat doa yang terakhir.

Selesai doa kuhampiri satu-satu teman seperjuangan telah menandampingimu, terakhir aku bersalaman hangat dengan akh Aditya teman paling dekatmu, tak sadar aku terbawa emosi haru bercampur aduk antara rasa rindu sudah lama tidak bertemu, rasa haru melepasmu, dan berbagai memori kebersamaan denganmu yang tidak sebentar sejak 1999 engkau telah menjadi motor penggerak sekaligus orang yang di tuakan karena kedermawaanmu, karena kegesitan semangatmu sehingga engkau layak di panggil sebagai 'Abang'. Lebih familiar dipanggil abang daripada dipanggil Akhi atau lainnya.

Terakhir komunikasi aku denganmu ketika kamu tiba-tiba menelponku dan menanyakan, "Ada apa pak nelpon saya?", saya agak terkaget karena merasa tidak misscall. Itulah terakhir aku berkomunikasi denganmu tidak lama hanya beberapa menit, engkau membuka percakapan tentang rekrutmen di RW 06, subhanalllah engkau selalu membuka pembicaraan denganku tentang dakwah. Sehingga kerinduanku bergelayut terus seakan kau masih berada di dunia dan masih bersama kita. Takdirlah yang memisahkanmu dengan saya dan teman-teman, dakwah di lingkungan paseban sangat lekat dengan kiprahmu.

Aku jadi teringat kembali saat engkau terakhir bertemu denganku di depan RS Thamrin kami berempat membahas masalah rekrutmen yang engkau gagas bersama akh Ryan dan akh Adit, tentang 'Wiro Sableng'. Itulah cengkrama kita berempat dan tak kusangka itulah terakhir kita bertemu muka. Selama kurang lebih 6 bulan kita tidak pernah bersua namun, engkau terasa masih seperti dekat di Paseban. 

Saudaraku... 

Maafkan kekhilafanku bila selama berinteraksi dengamu punya salah, engkau pun sudah aku maafkan barangkali secara tidak sengaja aku telah membuat kurang nyaman atau kesalahan yang mungkin aku tidak sadari. Meskipun engkau telah meninggalkan kita, rekaman dan kontribusimu dengan dakwah tidak akan terlupakan. Bersama tetesan air mata haru dan doa semoga memori ini menjadi inspirasi buat menambah semangatku dan teman-teman yang membacanya.

Engkau hadir dalam kehidupan dakwah bersama kami. Kami ditakdirkan bertemu di DPRa Paseban, aku ingat ketika pertama kali dakwah di amanahkan kepada pak Lukman, engkau sudah mulai melihatkan keaktifannya. Terlebih-lebih ketika periode selepas akh Lukman amanah diberikan kepada saya, antum ana percayakan sebagai wakil dan peran mu sangat maksimal. Setiap pekan engkau selalu menyambangiku, mendatangi rumahku dan membicarakan perkembangan dakwah di Paseban.

Satu-satunya kader yang diberikan kelengkapan sarana adalah kamu, kamu punya pager saat itu seluruh kader belum mengenal komunikasi. Kamu punya motor saat itu kader-kader kemana-mana masih jalan kaki, engkau punya rumah yang ibundanya saat itu masih hidup dan kamu bisa meyakinkan ibunda kamu untuk mengizinkan setiap syura di rumahmu yang terbilang cukup mewah bisa menampung 20-an kader untuk membahas dakwah.

Singkatnya engkau betul-betul mengeluarkan memberikan segala fasilitas yang engkau punyai untuk sarana dakwah, subhanallah. Mudah-mudahan ini menjadi pemberat amalmu di akhirat, sebagai salah satu amal yang saksinya banyak...aku menjadi salah satu saksi betapa kamu sangat ikhlas tanpa pamrih untuk memanfaatkan segala yang kamu punya demi dakwah.

Wahai saudaraku...

Kerinduanku akan semangat dakwahmu membuncah di dada dan gelora semangatmu mengalir di hati-hati para kader Paseban dengan alat komunikasi kamu bisa segera memberikan informasi untuk memobilisasi anak-anak kumpul di depan rumahmu. Rumahmu tidak pernah sepi, rumahmu selalu ramai bahkan rumahmu menjadi 'Markaz Dakwah' yang diperhitungkan saat itu. Kau yang merintis memasang bendera dakwah di rumah dengan gagah berani sementara yang lainnya masih penuh perhitungan, kau sangat lembut dan penyayang dengan teman namun kau amat tegas dengan lawan-lawanmu.

Abang Mularaya...

Banyak hal yang bisa menjadi inspirasi buat teman-teman. Kau salah satu kader yang piawai dalam memobilisasi teman-teman. Dengan tangan dinginmu, kamu bisa mengumpulkan teman-teman dengan tanpa kesulitan. Ada banyak momen yang menjadi inspirasi buat kita:

1. Ketika ada warga yang simpati dakwah pada kita mendapat musibah, maka engkau segera dengan mudah mengajak dan mendatangkan teman-teman untuk mengucapkan duka cita.

2. Bila ada teman-teman yang tertimpa musibah, maka engkaulah yang pertama kali ambil insisiatif untuk mempelopori silaturahim dengan teman tersebut.

3. Engkau juga piawai dalam mengumpulkan anak-anak muda untuk bermain futsal sampai menjelang wafatmu, dakwah melaui futsal tetap konsisten kamu lakukan, subhanallah.

4. Engkaulah yang merintis untuk sekedar mengumpulkan teman-teman sebagai masa jeda dakwah setelah kesibukan, biasanya diadakan acara dirumahmu untuk barbeque, makan sate kambing dan semua kader diundang bahkan engkaupun rela menyediakan daging ayam bagi teman-teman yang tidak suka kambing... masya Allah saudaraku.

Engkau juga yang tetap bersemangat sampai malam hari memasang spanduk-sapanduk dakwah tanpa lelah menempel brosur dan bila engkau sibuk engkau minta tolong pada simpatisan untuk memasangnya sekaligus menjaganya agar spanduk tersebut tetap bertengger sekuat semangatmu.

Yang paling spesial buat aku selama berinteraksi denganku, engkau tidak pernah berselisih paham denganku. Penghormatan engkau terhadapku setara dengan aku menghargai kewibawaanmu. Sehingga nyaris tidak pernah aku bersitegang dalam masalah-masalah tertentu.

Engkau layak sebagai 'Qiyadah'. Ini terbukti dua kali engkau diamanahkan ketua DPRa Paseban dan engkau jalani dengan kerja keras dan kerja nyata.

Saudarakau inilah saat-saat aku menulis surat fiktif untukmu. Bukan maksud agar engkau membacanya, namun agar bisa menjadi inspirasi buat teman-teman. Betapa konsistensi dakwah harus terus di jaga.

Wallahu 'alam


Rusnoto

Catatan Kecil Usai Pilkada 2015



Oleh Ustadz Cahyadi Takariawan




Pilkada 2015 telah terselenggara, sebagian hasilnya sudah kita ketahui bersama.

Ada cara 'sederhana' agar kita selalu bisa menikmati seperti apapun hasil Pilkada ini.

Engkau hanya memerlukan kesadaran, bahwa yang engkau lakukan seluruhnya dalam Pilkada ini adalah untuk Allah.

Kerjamu untuk Allah. Keringatmu untuk Allah. Waktu yang engkau habiskan untuk Allah. Harta yang engkau alokasikan dalam Pilkada adalah untuk Allah.

Pikiran yang engkau curahkan untuk Allah. Tenaga yang engkau sumbangkan untuk Allah.

Berjalanmu dalam melakukan semua kegiatan, berangkat dan pulangnya, untuk Allah.

Dudukmu dalam mengikuti rapat koordinasi pemenangan, untuk Allah. Suaramu saat engkau menyampaikan pendapat dan pandangan, untuk Allah. Mengawali dan mengakhiri rapat dan semua pertemuanmu, untuk Allah.

Program kampanye yang engkau tunaikan, untuk Allah. Berlelah-lelahmu direct selling untuk Allah. Berpagi-pagimu menemui konstituen untuk Allah. Bermalam-malammu sosialisasi untuk Allah.

Engkau hanya memerlukan kesetiaan, bahwa segala yang engkau pikirkan adalah untuk Allah. Segala yang engkau kerjakan adalah untuk Allah. Segala yang engkau rancang adalah untuk Allah. Segala yang engkau inginkan adalah ridha Allah.

Engkau tidak perlu merisaukan hasil akhir dari perjuanganmu karena itu telah diatur oleh Allah.

Engkau tidak perlu resah menghadapi realitas kekalahan Pilkada, selama engkau selalu bersandar kepada Allah.

Sebagaimana engkau tidak boleh sombong mendapatkan kemenangan Pilkada. Karena kemenangan adalah hadiah serta karunia Allah.

Engkau tidak perlu menyibukkan diri untuk mencari-cari gemerlapnya pujian manusia, karena segala puji hanyalah milik Allah.

Engkau hanya perlu menyibukkan diri untuk selalu membawa kesadaran Rabbaniyah dalam segala langkah.

Engkau hanya perlu menyibukkan diri untuk selalu mengingat Allah dalam segala kegiatan.

Engkau hanya  perlu menyibukkan diri untuk memberikan kontribusi terbaik di jalan dakwah, dengan segala potensi dan kemampuan yang engkau miliki, karena Allah.

Engkau hanya perlu menyadari bahwa kemuliaan itu hanya milik Allah. Bukan pada jabatan, posisi, kedudukan, harta dan materi duniawi.

Engkau hanya perlu memupuk dan menguatkan kecintaan kepada Allah, karena pada sisi Allah terdapat segala kekuatan dan kesempurnaan.

Tidak ada orang terhina selama dia mendekat kepada Allah. Tidak ada orang mulia dalam menjauhi Allah.

Maka, resapilah setiap hari setiap saat, betapa nikmat berada di jalan dakwah ini. Karena proposalmu adalah kepada Allah, bukan kepada manusia.

Proposalmu adalah kerja di jalanNya, bukan untuk posisi dunia.

Selamat menempuh jalan dakwah yang begitu nikmat, setiap waktu setiap saat.


Bandung 10 Desember 2015

Kisah Tukang Kayu

Sabtu, 29 September 2012




Seorang tukang bangunan yang sudah tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. 

Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak cucunya. Ia tahu ia akan kehilangan penghasilan rutinnya namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun  enyampaikan
rencana tersebut kepada mandornya. 


Sang Mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, ahli bangunan yang handal yang ia miliki dalam timnya. Namun ia juga tidak bisa memaksa. 

Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya. 

Dengan berat hati si tukang kayu menyanggupi namun ia berkata karena ia sudah berniat untuk pensiun maka ia akan mengerjakannya tidak dengan segenap hati. 

Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah dengan yang terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada."

Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya. Ia begitu malas-malasan. Ia asal-asalan membuat rangka bangunan, ia malas mencari, maka ia gunakan bahan-bahan berkualitas
rendah. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya.


Saat rumah itu selesai. Sang mandor datang untuk memeriksa. Saat sang mandor memegang daun pintu depan, ia berbalik dan berkata, "Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!"

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia harus tinggal di rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.

Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan Anda. Setiap kali Anda memalu paku, memasang rangka, memasang keramik, lakukanlah dengan segenap hati dan bijaksana. 


Sebab kehidupanmu saat ini adalah akibat dari pilihanmu di masa lalu. Masa depanmu adalah hasil dari keputusanmu saat ini. ■ [AA]


Antara Cobaan dan Pasrah

Kamis, 27 September 2012




Sahabat seiman…

Di sela-sela hiruk pikuk dan kesibukan pagi, Alhamdulillah jika masih dapat kita temukan untaian hikmah. Kala getar hati begitu dahsyat tersentuh kasih sayang-Nya, terharu menatap bentangan nikmat, tersentuh saat ujian menantang. Hati bertanya cukupkah panjangnya berdiri, lamanya ruku' dan sujud, serta telusur tilawah ayat membenteng diri, menghantarkannya pada kemenangan?

Sahabat seiman..,

Kala Allah mengatakan betapa banyak para pejuang penyerta Nabi yang tak kenal lelah, tak jemu, dan tak menyerah saat terrtimpa siksa fii sabilillah.. (Lihat Q.S. Ali Imran: 146) adakah air mata dan darah yang tertumpah karena bertahan tegar tak ingin menukar janji-Nya dengan kotoran dunia. Ataukah perih yang tak terintih, pahit yang tak terjerit, dan peluh tanpa keluh karena tak mau hina mendapat murka-Nya.

Sahabat seiman..,

Kemana malu ini hendak disembunyi, saat pengorbanan masih tersusup riya, kala perjuangan tersumbat iri dan dengki, ketika cita-cita ternodai serakah, dan tatkala prestasi merusak qona'ah membangun dinasti ponggah. Lalu cerdas menjadi picik membela diri dengan berdalih pasrah. Ya Allah, siapa diri ini sebenarnya tanpa bimbingan-Mu? Sahabat, teruslah berjuang. 

Selamat beraktifitas.



By: Embun Pagi Forsimpta

Melepas Amarah, Meraih Keikhlasan

Selasa, 25 September 2012


"Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang akan terbakar"-  Sidharta Gautama


Sahabat yang baik dan sabar hatinya...

Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan emosi Anda kembali. Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita.  

Kekesalan, amarah dan kekecewaan  hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, membuat Anda menerima apa yang Anda berikan.   Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu  Anda menyalahkan mereka atas  kekacauan semua itu, maka Anda akan
mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.

Kembalinya keadaan itu tidak harus  selalu dari orang yang Anda salahkan, tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang Anda salahkan itu.  Ikhlaskanlah, maafkanlah. Hati akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi positif.

"Jika saya mengikhlaskan diri saya, saya menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan menerima apa yang saya butuhkan" -  Tao Te Ching

Semoga Allah mengaruniai sabar  yang tak terbatas dan ikhlas yang  tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui  akan terasa lebih ringan.  ■ [AA]

Untukmu, Wahai Para Lelaki

Sabtu, 22 September 2012


Wahai Lelaki…

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu. Di pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya malu; jika tanganmu masih berpangku dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.

Wahai Lelaki…

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia; niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu. Istrimu adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat kelak. Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.

Wahai Lelaki…

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Memuliakan, menjadikan mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya. Maka janganlah sekali-kali berhitung ketika menafkahi Ibumu. Apakah ibumu pernah menagihmu atas air susu yang menjadikanmu siapa dirimu sekarang? Jangan pula merasa berat saat mencukupi kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa memenuhinya? Pun merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak perempuanmu.

Mulia, bukan saja di dunia; tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya. Jangan berharap mereka mendirikan perintah-Nya; manakala dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir mereka akan menaatimu; jika dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan pula berharap iringan do’a dan ridho mereka jika mereka terlewat dari do’a-do’amu.

Namun, sungguh, merekalah yang menjadi sebab kejayaanmu;  sebagaimana mereka pula mungkin menjadi sebab bagi kehinaanmu. Maka bangunan megah di dunia saja tidak cukup bagi mereka untuk menjadi mulia; ajarkanlah mereka membangun istana di surga-Nya.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan.

Wallahu a’lam bish-shawab.


Reza M. Syarief

Murid Pengalaman

Jumat, 21 September 2012



Sahabat seiman...

Sebagaimana tak semua dapat menyantap hidangan sepertiga malam terakhir, atau nikmatnya shubuh berjama'ah di masjid bagi laki-laki, lalu hanyut dalam dzikir dan tilawah, maka begitu pula tak semua dapat memetik pelajaran dari suatu kejadian meski semua kebagian peran.

Teruslah berpikir di balik setiap kejadian, jadilah mahasiswa dari pengalaman, seperti Sahabat Ka'ab bin Malik yang belajar kejujuran dari kelalaiannya tak ikut serta dalam perang Tabuk. Laksana Nabi Yusuf yang lebih memilih penjara daripada terjerat nafsu syahwatnya, lalu mencetak dia menjadi mahasiswa, bukan saja dapat mentakwil mimpi, tapi juga menghantarkannya menjadi ekonom negara.

Sahabat seiman... 

Seharusnya bukan musibah yang membuat kita menderita, tetapi buta hati yang membuat kita semakin terpuruk tak mau bangkit memperbaiki salah. Buat apa kemenangan jika melahirkan ‘ujub dan dosa, tapi kekalahan yang memecut malas, dan mencambuk lengah untuk senantiasa bergerak dan waspada yang membuat kita bahagia. 

Selamat beraktifitas!

Jadilah Yang Terdepan

Selasa, 18 September 2012


Sahabat seiman..,

Fajar kembali terbit membawa kita ke arena, kuharap jangan dulu terjajah lelah, jangan lagi tertindas malas, kala diri sedang mempersiapkan bekal. Subhanallah, kulihat disana sang hamba terjaga dalam dzikir, sholat, dan doa di sepanjang malam, berlanjut amal bak panglima perang di medan amal siang. Meski sekitarnya menggoda, mencerca, dan menghalanginya langkah tetap terayun tak goyah. Sementara disini, mampukah kita, meski hanya sekedar menatap tuk mengejar ketertinggalan, memperbaiki kesalahan, dan menyempurnakan kekurangan.?

Sahabat seiman…

Inginkah kita seperti mereka yang bukan saja bersegera tergopoh-gopoh memikul shodaqohnya tatkala turun wahyu yang memerintah meski sekitar mencemoohnya sebagai riya, tetapi juga mereka yang berusaha meski hanya satu sha' yang dapat dipersembah walau orang lain meremehnya. Entah kapan diri mampu menjadi mereka yang menangis karena tak ikut serta dalam perang lantaran tak ada lagi perbekalan, namun yang pasti peluang itu selalu terbuka terbentang di setiap sisi kehidupan, dan perjuangan ini tak boleh padam.
Sahabat seiman…

Sungguh, bukan tertinggal yang kusesal tetapi lalai yang terus membelai. Sebenarnya bukan cemooh yang meroboh tekad tetapi culas yang merampas harap. Bukan ancaman yang menghentikan juang, pengecutlah yang merenggut keberanian. Majulah terdepan, agar langkah ini tak mudah terhenti, karena selalu ada yang harus kita dahului.

Selamat beraktifitas!

------------------------------
By: Embun Pagi Forsimpta

KIPRAH PKS

SERBA-SERBI

OASE

 
© Copyright PKS Paseban 2012 | Template by Borneo Templates | Published by PKS Paseban | Powered by Blogger.com .